Diangkat Dalam Film Pabrik Gula, Ini Makna Tradisi Manten Tebu

M. Ridho - Rabu, 02 Apr 2025 - 08:59 WIB
Diangkat Dalam Film Pabrik Gula, Ini Makna Tradisi Manten Tebu
Tradisi manten tebu di film Pabrik Gula. - FOTO TANGKAP LAYAR/INSTAGRAM @pabrikgulafilm
Advertisements

NEWSFEED.CO.ID – Inilah penjelasan dan makna dari tradisi manten tebu, upacara adat yang diangkat ke dalam film terbaru 2025.

Tradisi manten tebu nampaknya masuk dalam salah satu inspirasi pembuatan Film Pabrik Gula.

Film Horor terbaru yang diproduksi oleh MD Pictures lewat besutan sutradara Awi Suryadi tersebut.

Pabrik Gula mengangkat Tradisi Manten Tebu ke dalamnya sebagai salah satu ritual sakral sebelum penggilingan tebu dimulai.

Manten tebu merupakan upacara tradisi yang waji dan menjadi tanda diawalinya musim penggilingan tebu.

Ini adalah perwujudan dari kepercayaan masyarakat yang memiliki nilai-nilai universal yang dapat menunjang kebudayaan nasional.

Tradisi Manten Tebu dalam upacara adat memiliki lima aspek penting mulai dari tempat, waktu, benda serta peralatan upacara, orang yang memimpin jalannya upacara hingga orang-orang yang mengikuti upacara tersebut.

Upacara ini menjadi simbolisasi di mana tebu pilihan dari hasilpetani rakyat dan pabrik dipertemukan dalam sebua Tradisi Manten Tebu.

Hal itu menjadi bagian dari doa dan harapan serta kerjasama dari hasil panen yang baik, yang telah berlangsung sejak pabrik gula berdiri.

Sementara itu, Film Pabrik Gula menceritakan kisah Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih dan Franky.

Mereka adalah muda-mudi yang berangkat bersama untuk pekerjaan sebagai buruh musiman.

Pabrik tersebut kabarnya memang selalu mempekerjakan buruh musiman yang diambil dari orang-orang di sekitar desa agar proses penggilingan tebu di musim panen bisa lebih dipercepat.

Awalnya kehidupan para buruh berjalan normal tanpa ada kejanggalan apapun selama bekerja di pabrik.

Sampai akhirnya semua berubah usai Endah terbangun dan keluar dari loji tempat para buruh menginap untuk membuntuti sosok misterius.

Endah telah melakukan pantangan yang dilanggar sehingga para buruh mulai mengalami teror mengerikan.

Para buruh memiliki aturan ketat soal jam merah dan jam kuning sebagai pertanda bahwa mereka tidak boleh keluar dari mes di waktu tertentu terutama saat malam tiba.

Aturan yang tidak boleh dilanggar karena menjadi petaka karena rasa penasaran para buruh yang tak terbendung.

HALAMAN:
Advertisements
Share:
Editor: M. Ridho
Source:

BACA JUGA

Advertisements

BERITA POPULER

  1. #1
  1. #2
  1. #3
  1. #4
  1. #5
Advertisements

BERITA TERBARU

Advertisements

BERITA PILIHAN

Advertisements

VIDEO TERBARU

Advertisements
Advertisements
© 2024 Newsfeed.co.id. All Right Reserved.