NEWSFEED.CO.ID - Dalam dunia One Piece, Angkatan Laut atau Marinir berperan penting sebagai kekuatan militer utama yang menjaga keseimbangan antara Pemerintah Dunia dan bajak laut.
Namun, tidak semua marinir layak disebut sebagai pahlawan. Beberapa justru dikenal karena sikap kejam, korup, atau keputusan kontroversial yang membuat para penggemar geram.
Artikel ini akan mengulas 8 Marinir terburuk di anime One Piece, lengkap dengan alasan mengapa mereka masuk daftar hitam versi para fans. Siapa saja mereka? Yuk, simak ulasannya.
1. Aramaki (Ryokugyu) – Marinir Fanatik yang Gagal Menjalankan Tugasnya
Meskipun Akainu dikenal kejam, setidaknya ia benar-benar percaya bahwa tindakannya adalah demi memberantas kejahatan, meski sering kali tampak terlalu ekstrem.
Berbeda halnya dengan Admiral Ryokugyu atau Aramaki.
Ia juga memegang teguh prinsip Absolute Justice, namun dengan cara yang sangat berbeda—Aramaki justru setia membabi buta kepada Tenryuubito alias Bangsawan Dunia.
Ia memandang rendah orang biasa dan meyakini bahwa diskriminasi adalah hal yang wajar.
Karena itu, Aramaki dikenal sebagai sosok yang kejam, arogan, penuh kekerasan, dan sangat elitis.
Ia tak ragu menggunakan kekuatannya yang luar biasa untuk memaksa siapa pun tunduk pada Pemerintah Dunia, tanpa memedulikan nasib orang-orang tak bersalah yang seharusnya ia lindungi.
Yang paling parah, meskipun Aramaki sangat loyal pada Pemerintah Dunia, ia justru sering gagal dalam misinya.
Ia pernah melarikan diri dari Wano setelah dihadang oleh Shanks, dan juga tak mampu menghentikan pasukan Revolusioner dalam peristiwa Levely.
BACA JUGA: Film Qorin Menceritakan Tentang Apa?
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah atasan Aramaki masih percaya pada kemampuannya?
2. Sakazuki (Akainu) – Pemimpin Kejam yang Tak Mengenal Ampun
Sakazuki, atau yang lebih dikenal sebagai Akainu, adalah salah satu Admiral yang paling ditakuti dalam dunia One Piece.
Ia menganut paham Absolute Justice secara ekstrem—baginya, kejahatan harus dimusnahkan sepenuhnya, tanpa kompromi.
Sekilas, prinsip ini terdengar mulia. Namun, masalah muncul ketika ia menganggap semua bajak laut sebagai sosok jahat, tanpa terkecuali, bahkan yang berhati baik sekalipun.