NEWSFEED.CO.ID - Yayasan Masyarakat Hayati Indonesia (YMHI) memberikan perhatian serius terhadap penurunan kondisi global usaha tani ubi kayu atau singkong, yang diprediksi tidak akan membaik dalam waktu dekat. Direktur YMHI, Almuhery, mengungkapkan bahwa di Lampung terdapat ketidakseimbangan antara jumlah pasokan singkong dan kapasitas pabrik pengolahannya, yang menjadi salah satu dampak negatif dari kondisi tersebut.
Dalam upaya untuk mendorong investasi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, Almuhery mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Lampung melakukan kebijakan terobosan dengan mengalihkan sebagian besar lahan pertanian singkong menjadi kebun tebu. Menurutnya, kebijakan ini dapat membantu menjamin pasokan tebu yang diperlukan untuk industri gula, sekaligus membuka peluang investasi baru di sektor tersebut.
Almuhery menjelaskan, jika kebijakan tersebut dijalankan, sekitar 300.000 hektar lahan singkong dapat dialihkan menjadi kebun tebu, yang berpotensi menarik investasi untuk pembangunan 25-30 pabrik gula baru. Hal ini, menurutnya, tidak hanya akan menciptakan peluang kerja baru tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lampung.
Selain itu, dengan berkurangnya luas kebun singkong, harga singkong industri diprediksi akan mengalami kenaikan. Almuhery juga berharap Gubernur Lampung dapat memberikan insentif khusus kepada pabrik gula besar, baik yang berada di Lampung maupun luar Lampung, untuk berinvestasi lebih banyak.
Untuk mendukung transisi ini, YMHI yang memiliki latar belakang agronomi, siap mendampingi petani dalam mengelola usaha tani tebu. Almuhery berharap agar usulan ini dapat menjadi pertimbangan penting bagi Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dalam meningkatkan investasi dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Demikian diungkapkan Almuhery dalam wawancara bersama media pada Rabu, 2 April 2025.